Prof. Suryo Hapsoro menerima lencana penghargaan dari Dewan Guru Besar dalam partisipasi Profesors Go To Frontiers karena berhasil dalam Pembuatan Sumur Bor dan Irigasi Perpipaan di Kelurahan Sodo Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul awal Tahun 2024. Diberikan oleh Ketua DGB Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc. pada acara Rapat Pleno Dewan Guru Besar di Ruang Sekip UC UGM. Tujuan dari kegiatan ini untuk memudahkan petani dalam mengatur usaha taninya dengan pola tanam terpadu, memberdayakan petani untuk memanfaatkan air sumur bor dan irigasi perpipaan.
Rilis
Para guru besar dari 21 Perguruan Tinggi Tinggi Berbadan Hukum (PTN-BH) mengeluarkan Maklumat Kepemimpinan Membumi, Sabtu (2/3). Maklumat tersebut merupakan bagian dari program The ALTITUDE (Academic Leadership Training on Innovative Transformation for University Development and Empowerment).yang diselenggraakan oleh Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (MDGB PTN-BH) pada 29 Februari hingga 2 Maret 2024. Tahun ini UGM dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan program The ALTITUDE tersebut.
Kegiatan pengabdian para guru besar atau Professors go to Frontiers (PGTF) mengangkat bertema: “Kosmopolis Rempah dan Ternate Smart city dan SDGs” di Propinsi Maluku Utara. Dua kota bersejarah yakni Kota Ternate dan Kota Tidore menjadi ajang kunjungan pengabdian selama sepekan dari 18-24 Juni 2023.
Kegiatan ini diikuti 11 guru besar dari berbagai disiplin dan 3 staf peneliti yang membuat film dokumenter. Sebelas guru besar UGM yakni Prof. M. Baiquni (F Geografi), Prof. Sulistiowati (F. Hukum), Prof. Wahyudi Kumorotomo (Fisipol), Prof. Koentjoro (F. Psikologi), Prof. Lasio (F. Filsafat), Prof. Ambar Pertiwiningrum dan Prof. Tety (F. Peternakan), Prof. Sri Suryawati (FKKM), Prof. Alva (F. Teknik), Prof. Purnomo (F. Biologi), Prof. Kharis (F. Farmasi), 3 staf pembuat film dokumenter Heru, Fuad dan Aji.
Penyelenggaraan rapat pleno Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) bagi 16 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) di Universitas Hasanuddin sebagai tuan rumah Kegiatan dengan tema “Peluang dan Tantangan Guru Besar sebagai Pemikir Bangsa Menyongsong Masyarakat Adil dan Makmur 2045” yang diselenggarakan pada 26-27 Oktober 2022 di Swillbell Hotel Makassar. Secara umum pertemuan tersebut akan menjadi ruang diskusi dalam mendukung peran para sivitas akademika berkontribusi bagi masyarakat. Harapannya forum ini dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang hakikat nilai dan peran para guru besar dalam mendukung berbagai kebijakan pemerintah.
Dalam rangka memperingati Dies Natalis ITS ke-62, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan acara Seminar Professor Summit 2022. Seminar diselenggarakan oleh Dewan Profesor ITS (DP ITS) bekerja sama dengan Majelis Dewan Guru Besar PTNBH (MDGB PTNBH), Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI), dan Asosiasi Profesor Indonesia (API) dengan mengangkat tema “Gagasan Strategis Pembangunan Masyarakat Indonesia Adil Makmur 2045” pada tanggal 21-22 Oktober 2022. Hadir dalam acara ini Sekretaris Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada dan seorang Profesor sebagai Penyaji Karya Inovasi Profesor.
Dalam pertemuan tersebut berbincang mengenai peran Dewan Profesor dalam perguruan tinggi negeri berbadan hukum. Sharing informasi dalam hal tata kelola organisasi universitas diantaranya DGB mandiri, DGB bagian dari Senat Akademik, Dewan Profesor, masing-masing ada keunikan dan dinamika universitas. Mengenai Profesor kehormatan masih banyak dilema dan polemik, Penjelasan struktur DGB dengan lainnya, mekanisme penganggaran dan biaya, Program kerja DGB Professors Goes To Frontiers melakukan kegiatan keseluruh pulau-pulau kolaborasi dengan mahasiswa, alumni-KAGAMA dan Pemda untuk pengabdian.
Terkait fungsi dan peran DGB tidak lepas dari Jati Diri UGM dan Nilai-nilai keUGMan yang diantaranya menyampaikan pemikiran atau pandangan kepada Universitas terkait pengembangan ilmu, menjadi pelopor dalam mengembangkan dan menanamkan wawasan kebangsaan kepada sivitas akademika dan masyarakat, menjadi pelopor dalam menjaga integritas moral dan etika sivitas akademika.
Hadir pula Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng menemui dan berbincang mengenai perkembangan kerja sama antar perguruan tinggi. Sharing Informasi dalam hal tata kelola organisasi universitas diantaranya DGB mandiri, DGB bagian dari Senat Akademik, Dewan Profesor, masing-masing ada keunikan dan dinamika universitas. Mengenai Profesor kehormatan masih banyak dilema dan polemik, Penjelasan struktur DGB dengan lainnya, mekanisme penganggaran dan biaya, Program kerja DGB Professors Goes To Frontiers melakukan kegiatan keseluruh pulau-pulau kolaborasi dengan mahasiswa, alumni-KAGAMA dan Pemda untuk pengabdian.
Terkait fungsi dan peran DGB tidak lepas dari Jati Diri UGM dan Nilai-nilai keUGMan yang diantaranya menyampaikan pemikiran atau pandangan kepada Universitas terkait pengembangan ilmu, menjadi pelopor dalam mengembangkan dan menanamkan wawasan kebangsaan kepada sivitas akademika dan masyarakat, menjadi pelopor dalam menjaga integritas moral dan etika sivitas akademika demikian yang dikatakan oleh Sekretaris DGB Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.
Kerjasama UGM dan STP Trisakti telah berlangsung belasan tahun, dan saatnya menyegarkan kerjasama termasuk perbincangan terkait pengembangan kelembagaan dan karir dosen menuju guru besar. Pada kesempatan ini Sekretaris DGB, Prof. Dr. M. Baiquni MA menjelaskan berbagai hal terkait peran dan fungsi Dewan Guru Besar sebagai perangkat universitas untuk melahirkan pemikiran yang berguna bagi pengembangan universitas maupun sumbangannya pada bangsa dan negara.
Lima buku disampaikan terkait empat seri tulisan guru besar berjudul Indonesia Maju 2045 dan satu buku terkait Rumusan Jati Diri UGM Sebagai Universitas Pusat Kebudayaan. Buku ini bisa menjadi bahan referensi untuk melihat Indonesia ke depan. Kerjasama antar perguruan tinggi penting untuk membangun kekuatan pemikiran dan gagasan, dan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian.
Para alumni UGM yang sekarang mengembangkan Yayasan Trisakti dan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti ini merasakan suasana ketika dulu belajar di kampus Bulaksumur ini. Masih seperti dulu, suasana hijau dan ramah lingkungan, apalagi di masa pandemi lebih lengang dan bisa melenggang menyelusuri koridor dan tangga di gedung pusat UGM yang asri.
Selasa, 22 Maret 2022, di Kantor Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (DGB UGM) diadakan pertemuan untuk merajut kerjasama mengembangkan riset, inovasi, dan pengembangan masyarakat dan industri terkait rempah dan komodi pertanian. Sekretaris DGB Prof. Dr. M. Baiquni, MA Bersama Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc mengajak Dr. Warih Wulandari dari PT. Putri Kedaton Grup dan Rahadi dari LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan) untuk berkolaborasi guna hilirisasi riset dan inovasi Universitas Gadjah Mada.
Sabtu, (16/10/2021), Dewan Guru Besar menyelenggarakan seminar daring bertema Pemikiran Bulaksumur: “Jati Diri UGM sebagai Universitas Pancasila”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Paguyuban Pensiunan Guru Besar Universitas Gadjah Mada (Pagugama) yakni: Prof. Dr. Kaelan, MS Guru Besar Filsafat dan Prof. Dr. Sofian Effendi, MA., MPIA Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Seminar ini bertujan untuk menggali pemikiran para guru besar dan civitas akademika tentang konsepsi, filosofi, dan pengamalan Jati diri UGM sebagai universitas Pancasila. Dalam pengantar yang disampaikan oleh moderator Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D menjelaskan bahwa Pancasila merupakan mantra hidup. Pancasila sudah seharusnya menjadi jiwa dan jati diri bangsa Indonesia termasuk pada civitas akademika UGM. Untuk itu, dalam pemikiran Bulaksumur ini menjadi penting dibicarakan dan dibahas tentang arah pengembangan Jati diri UGM sebagai universitas Pancasila.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Guru Besar Prof. Dr. Ir. Mochammad Maksum, M.Sc menyampaikan bahwa “Pada dasarnya kita sebagai universitas sudah taat pada UUD 1945 dan Panacsila tetapi UUD 1945 dan Pancasila tidak ketemu, ketika mengikuti Pancasila dianggap tidak mengikuti UUD 1945, ketika mengikuti UUD 1945 dianggap tidak mengikuti Pancasila, karena ditemukan bahwa amandemen UUD 1945 dinilai mlengse dari cita cita proklamasi. Untuk itu estafet pemikiran menjadi penting dan UUD 1945 amandemen sudah seharusnya merujuk dan berpusat pada sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila”.
Lebih lanjut Ketua Pagugama Prof. Dr. Siti Chammah Soeratno, MA, memberikan arah dan orientasi tentang posisi para guru besar di UGM masih memiliki komitmen dan merasa perlu terlibat berpartisipasi dan menyampaikan darma bakti kepada Universitas dan bangsa Indonesia. “Kita tergabung pada paguyuban guru besar universitas Gadjah Mada, berdiri awal Januari 2017, dalam paguyuban menyampaikan berbagai pemikiran pemikiran. Mulai dari September 2018, mulai membahas bagaimana pendidikan di Indonesia, dan sampai pada ujungnya pada jati diri dan berlanjut pada pemikiran untuk bangsa. Untuk itu ilmu yang dimiliki baiknya dapat dimanfaatkan dan ditawarkan kepada berbagai pihak dan pada dunia usaha dan masyarakat lokal dan global, hal ini merujuk pada statuta UGM untuk mewujudkan dan menjadi bangsa yang berkeadaban dan berkemajuan” demikian sambutan dari ketua Pagugama.
Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Kaelan, MS, memaparkan materi tentang Undang Undang Dasar Tahun 1945 perubahan telah dianggap jauh dari cita cita kemerdekaan dan Pancasila. UUD Tahun 1945 amandemen ditemukan inkonsisten dan inkoheren, sehingga upaya untuk mencapai tujuan dan cita-cita kemerdekaan belum dapat dicapai dengan baik. Sedangkan Prof. Dr. Sofian Effendi, MA., MPIA menyatakan bahwa Pancasila adalah jiwa dari Universitas Gadjah Mada. Apa tugas dari UGM, sebagai universitas Pancasila sudah sangat jelas sekali. Bahwa tugas dari universitas pangkal pendidikan karakter cinta pada kebenaran dan berani mengutarakan kebenaran. Gadjah Mada menjadi universitas pembentukan karakter. Di dalam statuta tentang harapan yang dicantumkan di UGM, jati diri UGM adalah sebagai universitas kerakyatan, perjuangan, nasional, Pancasila, dan kebudayaan. Sampai hari ini belum dijabarkan dan operasionalisasikan. UGM berkomitmen pada pembentukan manusia seutuhnya, pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni. Dalam rangka pembangunan bangsa dan negara penjelmaan Pancasila, ini tegas sekali apa tugas UGM, misi UGM terhadap Pancasila dan UUD 1945. Tugas UGM dan semua perguruan tinggi di Indonesia adalah melaksanakan pendidikan karakter untuk menghasilkan lulusan cinta kebenaran, dan menginternalisasikan nilai nilai Pancasila, melahirkan disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang berparadigma Pancasila, mengevaluasi perencanaan pembangunan nasional sebagai pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila.
Sebagai host seminar Pemikiran Bulaksumur, Prof. Dr. M.Baiquni menyatakan bahwa inti dari Pancasila mewujudkan keadilan sosial. Perkembangan menunjukkan bahwa disamping keadilan sosial, juga terdapat keadilan spasial yaitu keadilan ekologis, dimana elemen makhluk hidup yang lain juga memiliki hak hidup dan eksis dalam ekosistem.
Pemikiran Bulaksumur ini akan dilanjutkan menjadi tradisi akademik kritis yang akan mewadahi dialok lintas disiplin keilmuan maupun lintas generasi, yang difasilitasi Dewan Guru Besar UGM.