Kuliah Umum Menko Polhukam RI: Merawat Persatuan dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas Bersama

Marsekal TNI (Purn) Dr. (H.C.) Hadi Tajyanto memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada dengan tema “Merawat Persatuan dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas”. Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D membuka. Acara dengan menyampaikan bahwa kampus mendorong kebebasan berekspresi yang bisa dilakukan di luar kampus yang berdampak luas, namun harus tetap berada dalam koridor etik serta mempertimbangkan hak asasi manusia. Kemajemukan bangsa bisa menjadi sumber perpecahan atau konflik sosial maka dari itu harus dikelola dengan baik, kampus selalu memberikan ruang diskusi terbuka untuk menyampaikan pandangannya melalui koridor akademik.

Paparan kuliah umum dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Marsekal TNI (Purn) Dr (HC) Hadi Cahyanto, S.I.P menyampaikan bahwa merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa menjadi kunci keberhasilan mencapai visi Indonesia Emas 2045. Kemajemukan bangsa Indonesia akan menghasilkan energi positif manakala setiap komponen bangsa berinteraksi antara satu dengan lainnya secara sehat dan merupakan hal penting untuk menjadi kunci keberhasilan, meningkatkan capaian pembangunan menuju Indonesia Emas adalah merawat persatuan dalam kemajemukan bangsa. Kebutuhan saat ini adalah merawat persatuan dalam kemajemukan suku, budaya, agama, dan kelompok politik yang disatukan oleh kesamaan visi menuju Indonesia Emas.

Dilanjutkan dengan  talkshow sesi dialog menghadirkan Ketua Dewan Guru Besar UGM Prof. Dr. M. Baiquni, M.A. dan  Sosiolog UGM Dr. Kuskridho Ambardi selaku pembahas. Dalam diskusi menyambut tema tersebut kedua penanggap menggaris bawahi kuliah umum tentang pentimngnya upaya membangun kesadaran dan memahami pentingnya menjaga persatuan dan kebhinekaan sebagai kekuatan bangsa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2024.

 

 

Baiquni menyampaikan pentingnya memahami keragaman itu dalam konteks geografi, lingkungan, dan budaya, sebagai negara kepulauan yang dikaruniai keragaman alam dan budaya. Sejarah Panjang bangsa maritime ini banyak sekali dinamika dan pola interaksi sehingga membentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi maupun politik serta ketahanan yang khas. Bahasa Indonesia menjadi pemersatu beragam Bahasa lokal di masyarakat. Bahasa dasar Melayu ditambah unsur X menerima dan mengadopsi Bahasa lokal dan Bahasa internasional membuat Bahasa Indonesia mudah menerima perkembangan zaman.

Ketua Dewan Guru Besar ini juga menyampaikan sejumlah program yang dikerjakan dalam mengembangkan pemikiran kebangsaan melalui Seri Seminar Pemikiran Bulaksumur, Program Guru Besar Mengabdi (Professors go to Frontiers), Menuliskan gagasan maupun hasil riset dalam bentuk buku dan policy brief, serta Program The ALTITUDE (Academic Leadership Training on Innovative Transformation for University Development and Empowerment). Sementara itu Kuskridho Ambardi mengemukakan konteks generasi milenial yang memahami keberagaman dengan pola komunikasi dan ekspresi yang baru memanfaatkan kecanggihan teknologi digital dan Artificial Inteligent. Kedua penanggap juga membahas pentingnya “Merawat Persatuan dalam Kemajemukan Menuju Indonesia Emas” dengan mewujudkan keadilan sosial dan kedaulatan bangsa, keteladanan para pemimpin, penghormatan pada perbedaan yang adalah rahmat,  serta pentingnya pelestarian lingkungan hidup.

 

Penulis: Heru Sutrisno

Foto: Firsto

Tags: slide

Leave A Comment

Your email address will not be published.

*