Problematika kebangsaan yang saat ini sedang terjadi baik pada ranah lokal, nasional, maupun global menjadi tantangan yang terus berkembang hingga hari ini. Hal tersebut memberi masukan kepada pemerintah untuk menghidupkan wawasan kebangsaan guna mendidik warga negaranya dalam berbagai jenjang pendidikan. Dalam Kongres Pancasila IX yang berlangsung pada tanggal 22-23 Juli 2017 di Universitas Gadjah Mada secara mendasar mengarah pada pembanguanan dan pembelajaran nilai-nilai dasar ideologis Pancasila untuk mayarakat. Dalam kongres tahun ini mengusung tema “Pancasila Jiwa Bangsa; Dinamika, Tantangan dan Aktualisasi di Indonesia”. Tujuan lainnya adalah menguatkan jejaring masyarakat Pancasila sebagai subyek dalam mengimplementasikan Pancasila sebagai ‘ideologi kerja’ sehingga menjadi pionir dalam membangun kedaulaan bangsa.
Kongres Pancasila IX diawali dengan Aubade Pancasila dilaksanakan di Pelataran Utara Balairung UGM pada Sabtu pagi 22 Juli 2017 yang diikuti 15000 paduan suara dari tingkat SD hingga PT dan Umum. Tujuan dari kegiatan ini adalah gerakan untuk penguatan pendidikan melalui lagu-lagu nasional dan perjuangan, sebagai upaya untuk menemukan formulasi dalam mengajarkan dan menyebarkan moralitas Pancasila serta meluasakan nilai ancasila, teruma pada pelajar, mahasisa, maupun masyarakat luas.
Presiden Joko Widodo membuka secara resmi Kongres Pancasila IX di Gedung Senat. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan kini Indonesia merupakan rujukan internasional yang mampu menjadi Negara rukun ditengah kemajemukan. Kita harus berani bersuara lantan mengatakan “Saya Indonesia, Saya Pnacasila”
Rektor Universitas Gadjah Mada mengatakan komitmen untuk mengajak seluruh komponen bangsa agar lebih mendalami dan menghayati nilai luhur Pancasila adalah living ideology yang hidup di pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.